28
Apr
Balikpapan – Dukung keberlanjutan produksi migas nasional dari wilayah Kalimantan, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) telah memulai rangkaian kegiatan pengeboran di Wilayah Kerja (WK) Mahakam tahun 2025 melalui tajak sumur (well spud) B-J-9 di Platform Bekapai, Kalimantan Timur, pada 5 April 2025.
General Manager PHM Setyo Sapto Edi menegaskan bahwa Perusahaan terus berinvestasi dalam kegiatan pengeboran eksplorasi maupun eksploitasi untuk menemukan sumber daya baru, menambah cadangan, dan mempertahankan produksi migas. “Rencana pengeboran Sumur B-J-9 hingga kedalaman akhir 3.884 meter measured depth (mMD)/3.088 meter true vertical depth (mTVD) merupakan langkah strategis kami untuk mempertahankan produksi migas dari WK Mahakam yang penting bagi penyediaan energi nasional,” jelas Setyo.
Menurutnya, PHM senantiasa berpegang teguh pada prinsip Environmental, Social, and Governance atau ESG dalam seluruh kegiatan operasi dan bisnis Perusahaan, termasuk di proyek pengeboran ini. “Kami meyakini bahwa penerapan prinsip ESG ini akan menjamin bahwa setiap energi yang kami hasilkan tidak hanya bermanfaat hari ini, tetapi juga berkelanjutan untuk masa depan Indonesia," tutur Setyo.
Sebagai bagian komitmen terhadap keselamatan kerja, PHM memastikan seluruh pekerja di atas rig telah mengikuti pelatihan wajib terkait Health, Safety, Security, and Environment (HSSE), termasuk HSSE Introductions, Corporate Life Saving Rules (CLSR), dan PERTAMINA Well Control (PETROL). Hal tersebut bertujuan menjamin kesiapan seluruh personel dalam menghadapi tantangan operasi di lapangan. ”Kolaborasi antara PHM dan pihak kontraktor penyedia jasa rig, serta dukungan penuh yang diberikan oleh SKK Migas, menjadi bagian dari komitmen bersama dalam menjaga ketahanan dan keberlanjutan energi nasional,” imbuhnya.
Senior Manager Drilling Well Intervention PHM, Muhammad Sobirin, menjelaskan salah satu tantangan utama kegiatan pengeboran Sumur B-J-9 adalah lintasan sumur (well trajectory) yang memiliki inklinasi atau sudut kemiringan maksimum hingga 60 derajat. “Untuk mengatasi tantangan tersebut, PHM memanfaatkan teknologi canggih terkini untuk memastikan kegiatan pengeboran dapat berjalan selamat, efisien, dan sesuai target,” ungkapnya.
Oleh karena itu, menurut Sobirin, PHM mendatangkan Jack-up Rig Zhong You Hai 16 (ZYH-16) di proyek pengeboran ini. Mobilisasi rig dari Tiongkok menuju wilayah perairan Balikpapan menggunakan dry tow, yakni dengan cara menggendong jack-up rig di atas heavy lift vessel atau kapal yang dirancang untuk mengangkut muatan yang sangat berat dan berukuran besar. “Kehadiran rig ini sangat penting bagi upaya peningkatan produksi di WK Mahakam. Jack-up rig ZYH-16 akan beroperasi di sana selama empat tahun,” ujarnya.
Sobirin berharap kehadiran rig tersebut mampu memberikan kontribusi signifikan dalam kegiatan pengeboran untuk pengembangan (development) maupun eksplorasi sumur di WK Mahakam. ”Dengan keunggulan teknologi pengeboran yang dimiliki, Rig ZYH-16 dipersiapkan untuk menghadapi kompleksitas pengeboran di lapangan lepas pantai WK Mahakam dengan efisiensi tinggi dan standar keselamatan yang unggul,” pungkasnya.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) di Zona 8 yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama bagi pemerintah Indonesia yang diwakili oleh SKK Migas, PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi untuk menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan demi mendukung keberlanjutan produksi migas nasional dan mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. Informasi lebih lanjut tentang PHM dan PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.