Energi Kalimantan Untuk Indonesia
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menghasilkan minyak bumi dan gas alam (migas) melalui kegiatan eksplorasi dan produksi dalam mendukung PT Pertamina (Persero) menyediakan energi yang penting bagi pembangunan dan perekonomian Indonesia.
Sebagai salah satu entitas perusahaan Subholding Upstream Pertamina, PHI mengelola aset-aset hulu migas yang berada di Regional 3 Kalimantan.
Kami menjalankan operasi migas dari lapangan-lapangan onshore dan offshore di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara melalui PT Pertamina Hulu Mahakam, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga, PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur, PT Pertamina Hulu West Ganal, PT Pertamina EP, dan afiliasi lainnya.
Kami terus mencari lapangan-lapangan migas baru dan mengembangkan lapangan-lapangan migas yang sudah ada untuk mendukung pencapaian target produksi migas nasional. Dengan tantangan bisnis dan operasional yang semakin tinggi, kami senantiasa meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan daya saing dalam menjalankan operasi migas yang selamat, patuh, dan ramah lingkungan. Kami pun mendorong kemajuan masyarakat di sekitar wilayah kerja Perusahaan melalui berbagai program tanggung jawab sosial demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.
Keberhasilan kami didorong oleh komitmen seluruh pekerja yang memiliki dedikasi tinggi, pengalaman dan kinerja unggul serta berpegang teguh kepada nilai-nilai Perusahaan: Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK) untuk mencapai visi PHI menjadi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Kelas Dunia.
Di tahun 2023, kami memproduksi minyak sebanyak rata-rata 62,2 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan produksi gas sebesar 710 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) yang setara dengan sekitar 11% dan 26% produksi minyak dan gas Pertamina.
Dengan komitmen yang tinggi, lebih dari 2.500 pekerja dengan pengalaman global dan kinerja unggul terus melakukan berbagai inovasi teknologi dan kreativitas, inisiatif efisiensi, sinergi dan kolaborasi dengan anak-anak perusahaan Pertamina lainnya. Upaya-upaya tersebut bertujuan untuk menciptakan nilai (value creation) bagi seluruh pemangku kepentingan terutama Pemerintah dan rakyat Indonesia.
Profil Perusahaan
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) didirikan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan di Indonesia pada tanggal 28 Desember 2015 untuk mengelola sejumlah wilayah kerja migas eks-terminasi di wilayah Kalimantan. Kehadiran kami melanjutkan kemitraan dengan masyarakat setempat yang telah berlangsung selama lebih dari satu abad melalui penemuan minyak di Lapangan Louise-1 Sanga-Sanga pada 1897.
PHI berada di bawah Subholding Upstream Pertamina - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang bertugas untuk mengelola seluruh aset dan kegiatan usaha hulu migas Pertamina di wilayah Kalimantan yang terdiri dari 3 Zona yaitu Zona 8, Zona 9, dan Zona 10.
Berbagai inovasi dan aplikasi teknologi kami terapkan untuk menemukan sumber migas baru dan memaksimalkan produksi dari lapangan-lapangan yang sudah mature untuk mendukung pencapaian target produksi migas nasional.
Kami terus berinvestasi untuk menemukan cadangan migas baru dan memaksimalkan produksi dari lapangan-lapangan migas onshore dan offshore di wilayah Kalimantan. Berbagai ide dan gagasan baru berdasarkan penelitian, pembelajaran bersama dengan para ahli di Pertamina, serta pengalaman panjang di industri migas terus diciptakan untuk menghasilkan beragam inovasi teknologi.
PHI menerapkan berbagai metode dan inovasi untuk mempercepat pengerjaan pengeboran sekaligus mengurangi biaya secara signifikan. Salah satunya melalui penggunaan Hydraulic Workover Unit (HWU) sebagai teknologi yang pertama di Pertamina Group dan di Indonesia untuk mengurangi penggunaan rig pengeboran. HWU telah digunakan untuk pengeboran lebih dari 5 sumur delta di Wilayah Kerja (WK) Mahakam yang dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan terbukti mampu menghemat hingga rata-rata 37% biaya pengeboran yang menggunakan rig konvensional.
Kami berhasil menerapkan beberapa inovasi untuk memaksimalkan penambahan cadangan dan produksi melalui kegiatan interpretasi seismik yang sistematis, efektif, dan efisien, pengelolaan sumur-sumur bertekanan rendah, serta reaktifasi dan optimalisasi sumur-sumur abandoned. Metode SISCA (Sisi Nubi Hybrid Seismic and Multi Cone Analysis) dipakai untuk memetakan dan mengkuantifikasi volumetrik reservoir gas pada shallow zone di seluruh lapangan Sisi Nubi berhasil meningkatkan cadangan baru sebesar 159 Bcf. Kami juga menerapkan Permanent Coil Tubing Gas Lift (PCTGL) untuk memproduksi gas di sumur-sumur lama yang tekanannya rendah dan optimalisasi fasilitas permukaan. Metode Low-Low Pressure (LLP) juga terbukti dapat menurunkan tekanan gas yang awalnya sudah berada di fase low pressure sehingga usia produksi gas dapat lebih panjang dari yang diperkirakan. Metode RESA (Rekomplesi Efektif Sumur Abandoned) juga merupakan salah satu metode pendukung yang dilakukan dengan cara re-entry sumur abandoned CBM (Coal Bed Methane) dan kemudian memasang tubing yang disemen sampai ke permukaan. Pemanfaatan sumur abandoned CBM dapat menghemat biaya sekitar puluhan miliar rupiah dan waktu operasional yang lebih singkat yaitu sekitar 12 hari dibanding dengan metode lain harusnya diprediksikan tidak dapat berproduksi lagi dapat terus berproduksi.
Untuk memelihara kondisi tekanan reservoir, mengendalikan pasir, air, dan scale, kami terus melakukan beragam inovasi. Metode Sand Consolidation di WK Mahakam dilakukan dengan menginjeksi senyawa kimia ke dalam reservoir di zona dangkal yang mempunyai masalah kepasiran. Inovasi ini berhasil menghemat biaya hingga jutaan dolar per sumur bila dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu, kami menerapkan teknologi Scale/ Sedimen Removal untuk mengatasi scale/sedimen yang menyumbat aliran hidrokarbon sehingga cadangan migas yang ada di sumur dapat terus diproduksi. Teknologi ini dapat menghemat biaya mencapai milliaran rupiah per sumur jika dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional. Ada pula metode Robot (Robust Outflow) yang kami gunakan untuk mendorong kenaikan kapasitas produksi dengan memanfaatkan peralatan yang tersedia sehingga dapat meminimalkan biaya modifikasi dan tidak menyebabkan kehilangan produksi. Inovasi ini menambah revenue sebesar trilliun rupiah pada produksi sumur berpasir.
Kami pun terus melakukan inovasi yang dapat mendukung operasi migas yang selamat, efektif, efisien dan lebih cepat. Kami mengembangkan metode Casing While Drilling, yaitu metode yang dilakukan dengan cara penggabungan proses pengeboran dan pemasangan casing secara bersamaan. Metode ini dilakukan di lapangan Bekapai dan merupakan yang pertama kali di perusahaan migas di Asia Tenggara di sumur dengan kedalaman 805 meter untuk shallow gas reservoir. Selain itu ada juga metode SPIRALTUBE, yang dipilih untuk mengatasi tidak adanya alat deteksi kebocoran gas di sumur Tunu. Inovasi ini terbukti meningkatkan produksi gas menjadi 435 MMscf atau setara dengan puluhan miliar rupiah. Inovasi OPTIDRILL juga merupakan metode yang mempersingkat waktu pengeboran sumur re-entry dengan menghilangkan invisible lost time pada beberapa tahapan pengeboran sehingga biaya sumur menjadi lebih efisien. OPTIDRILL berhasil menurunkan biaya pengeboran sumur sekitar 40% dari total biaya atau sebesar ratusan miliar rupiah. Salah satu sumur offshore di WK Mahakam yang menggunakan metode OPTIDRILL berhasil diselesaikan dengan cepat sebesar 56% (dari 30 hari menjadi 15 hari) setelah lebih dari 50 tahun beroperasi.
Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keselamatan operasi migas juga kami lakukan melalui inovasi Cement packer (Ceker), yaitu metode isolasi dengan menginjeksikan semen ke annulus antara tubing dan casing untuk mengakses zona-zona produktif yang berada di atas production packer. Ceker merupakan alternatif/ pengganti dari production packer konvensional. Inovasi ini menunjukkan tingkat keberhasilan yang memuaskan dan semua dilakukan tanpa menggunakan rig (rigless). Metode CEKER telah memberikan kontribusi 0,3 BCF dan 269 MBO (1,8 BCFe). Selain itu ada juga inovasi FANA (Frame Anti Lama) yang merupakan penggunaan suatu struktur frame yang lebih rigid, simple, dan fleksibel (adjustable) sebagai pengganti scaffolding untuk mendukung pekerjaan menaikkan dan menurunkan BOP (Blowout Preventer), riser, dan RJU (Rotor Jack Unit), serta sebagai area bekerja yang lebih aman bagi personel pada saat mencabut dan memasang kembali rod dan PCP. Inovasi ini terbukti telah menghasilkan percepatan waktu untuk mendirikan dan membongkar menjadi sekitar 3,91 hari per sumur, penghematan hingga puluhan miliar rupiah, dan tambahan produksi minyak.
Kami percaya bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama dalam mendukung keberhasilan operasi dan bisnis migas PHI.
PHI terus berinvestasi pada pengembangan SDM yang tangguh dan dapat diandalkan dalam sektor hulu migas melalui pelatihan, sertifikasi, mentoring, project assignment dan on the job training. Lebih dari 700.000 jam pembelajaran diimplementasikan oleh Perusahaan setiap tahunnya. Upaya lain untuk meningkatkan kompetensi pekerja dan menciptakan aset pengetahuan yang memberikan nilai tambah bagi Perusahaan adalah dengan melaksanakan program knowledge sharing, dengan tujuan untuk mempertahankan praktik-praktik terbaik dan menerapkannya secara luas di lingkungan Pertamina.
Strategi pengelolaan SDM kami terintegrasi dengan strategi bisnis Perusahaan, sehingga Perusahaan dapat mengembangkan dan mengalokasikan sumber daya yang memberikan keunggulan kompetitif, mendorong inovasi berdasarkan pada budaya Perusahaan yang memenuhi standar-standar kinerja kelas dunia (world class high performance culture) dan meningkatkan hubungan industrial yang harmonis.
Didukung oleh lebih dari 2.500 pekerja yang terlatih dan berpengalaman baik di tingkat global dalam mengelola lapangan offshore maupun onshore, kami meyakini mampu mencapai visi dan misi perusahaan dengan terus mengedepankan strategi Perusahaan dalam investasi SDM.
Pengelolaan SDM di PHI telah mendapatkan banyak pengakuan dari berbagai pihak dalam kancah nasional dan internasional.