01
Mar
Balikpapan – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berhasil mendorong penggunaan penggunaan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) oleh masyarakat, berupa gas methan yang berasal dari pengolahan sampah organik melalui program CSR unggulan di bidang lingkungan, yakni Program Waste to Energy for Community (Wasteco) yang dijalankan di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Program Wasteco terbukti memberikan manfaat secara ekonomi bagi sekitar 1.250 warga masyarakat di wilayah TPAS Manggar dan dampak lingkungan yang positif dimana masyarakat dapat merasakan manfaat dari pengelolaan sampah untuk mendapatkan sumber energi alternatif yang dipakai dalam aktivitas hidup sehari-hari dan juga mendukung usaha mereka. Keberadaan Program Wasteco kini telah mendorong tumbuhnya 28 UMKM lokal.
Saat berkunjung dan berdiskusi dengan warga penerima manfaat program beberapa waktu lalu, Senior Manager Relations PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Handri Ramdhani memaparkan bahwa Program Wasteco yang merupakan kolaborasi PHM dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, turut mendukung ketersediaan akses energi yang lebih terjangkau bagi masyarakat, andal, dan berkelanjutan dari sisi lingkungan.
Menurutnya, kesuksesan program ini layak menjadi kisah inspiratif dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari 2024.
“Estimasi penghematan biaya memasak keluarga di sekitar TPAS Manggar mencapai sekitar Rp 420 juta per tahun, dengan mengurangi total penggunaan elpiji 3 kg sebanyak 16.800 tabung per tahun,” tutur
Handri menambahkan bahwa pengurangan LPG ini berarti juga pengurangan biaya impor LPG yang memakai devisa negara. Dalam implementasinya, Handri menjelaskan bahwa Program Wasteco mengadopsi enam teknologi eksplorasi migas untuk mengolah gas metana. ”Program ini sudah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Paten dari Kementerian Hukum & HAM RI,” imbuhnya.
Ketua UMKM Berkah Gas Metana, Norma, mengungkapkan bahwa sebelum adanya Program Wasteco dari PHM, warga menghabiskan empat hingga lima tabung LPG 3 kg setiap minggunya. “Saat ini, setelah adanya Program Wasteco kami bisa menghemat Rp 100 ribu per minggu dan kami bisa memanfaatkan gas metana untuk usaha dengan keuntungan Rp 500 ribu sampai dengan Rp 1 juta per bulan,” imbuhnya.
Saat ini Program Wasteco berhasil memanfaatkan gas metana 820 ribu meter kubik per tahun, berasal dari sekitar 164 ribu ton tumpukan sampah di Landfill TPAS Manggar. Sekretaris Kelompok Pengelola Gas Metanae, Nurlita, berharap agar program ini dapat dijaga keberlanjutannya dan terus berjalan lebih baik lagi demi peningkatan ekonomi masyarakat.
Kepala UPTD TPAS Manggar, Kota Balikpapan, Mochamad Haryanto mengatakan, “Volume sampah di Kota Balikpapan rata-rata 400 ton per hari. Artinya jika dihitung, sampah di Landfill TPAS Manggar berpotensi menghasilkan 1,5 juta meter kubik per tahun gas metana. Potensi yang besar ini harus dikelola dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,” tegas Haryanto.
Sementara itu, Manager Communications Relations & CID PHI Dony Indrawan menjelaskan bahwa Program Wasteco merupakan salah satu program CSR unggulan perusahaan di bidang lingkungan yang menjadi fokus dari komitmen perusahaan untuk mendukung pelestarian lingkungan, konservasi kehati, pengurangan emisi, efisiensi energi, dan pengolahan limbah/sampah.
“Kami berencana untuk mengintegrasikan berbagai program CSR lingkungan kami dalam sebuah program yang diberi nama Energi Lestari Bumi Kalimantan (ELBK) agar semakin dapat dirasakan dampaknya bagi masyarakat dan lingkungan demi keberlanjutan kehidupan,” jelasnya.
Untuk mendorong keberlanjutan program dan replikasi program ini di tempat lain dimanapun, menurut Dony, Program Wasteco dan TPAS Manggar dijadikan sebagai tempat edukasi keberhasilan pemanfaatan EBT gas metana. ”Kini TPAS Manggar menjadi tempat edukasi pengolahan sampah baik bagi pelajar, mahasiswa, hingga pelaku usaha dan instansi pemerintah. Hampir setiap hari ada kunjungan dari berbagai sekolah dan universitas di Samarinda dan Balikpapan, serta dari luar kota,” kata Dony. Tak hanya itu, tamu-tamu dari luar negeri juga datang berkunjung, seperti dari pemerintah Jepang, Jerman, dan Korea Selatan untuk melihat kegiatan Program Wasteco ini.
Program Wasteco turut berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), terutama Tujuan 7 tentang Energi Bersih dan Terjangkau serta Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Program Wasteco juga berhasil melakukan reduksi emisi sebesar 296.356 ton CO2eq per tahun, yang merupakan implementasi dukungan SDGs Tujuan 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. Melalui kerja sama dengan SKK Migas, PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.
23
Dec
23
Dec
23
Dec
23
Dec
23
Dec
23
Dec