×
Media & Informasi

02

Feb

New Berthing Facility (Dolphin) di Perairan Pulau Bunyu

PT Pertamina EP Tarakan Field Berhasil Membangun New Berthing Facility (Dolphin) di Perairan Pulau Bunyu

BALIKPAPAN – PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Fied yang merupakan bagian dari Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan Zona 10, berhasil menyelesaikan proyek pembangunan New Berthing Facility (Dolphin) di perairan Pulau Bunyu, Kalimantan Utara, pada hari Sabtu, 29 Januari 2022.

Platform Dolphin yang terdiri dari 3 anjungan merupakan sarana tambat oil barge di perairan Pulau Bunyu di kedalaman air laut 20 ft yang digunakan untuk unloading crude Sembakung Tarakan Field. Fasilitas unloading line di Dolphin baru ini sukses dioperasikan untuk pertama kalinya pada tanggal 27-28 Desember 2021 sebagai salah satu milestone utama proyek ini.

General Manager Zona 10, Raam Krisma, menjelaskan bahwa Perusahaan berhasil mempercepat penyelesaian proyek hingga 18 bulan dibandingkan dengan rencana awal dan secara keseluruhan berhasil menghemat biaya investasi hingga Rp 130 milliar rupiah. Menurutnya, Perusahaan pun berhasil melakukan efisiensi biaya sewa AMS (Anchor Mooring System) sebesar 7 miliar rupiah per tahun mengingat sejak 2019 Pertamina EP harus menyewa AMS sebagai sarana tambat oil barge, sedangkan rangkaian unloading line tetap berada di Platform Dolphin yang ada.

Menurut Krisna, perubahan strategi yang signifikan dilakukan ketika reorganisasi Subholding Upstream ditetapkan  pada 1 April 2021 lalu. PEP Bunyu dan PEP Tarakan bergabung ke wilayah Zona 10 di mana terdapat PHKT yang telah mengoperasikan fasilitas offshore di Wilayah Kerja (WK) Attaka & East Kalimantan dalam 50 tahun terakhir.

“Kami di Zona 10 bersinergi dan berkolaborasi untuk menyusun strategi dengan kriteria utama aspek keselamatan dalam operasi. Adapun dari aspek biaya, evaluasi berbagai strategi telah dilakukan secara menyeluruh dengan prinsip total life cycle atau total cost of ownership, yang mempertimbangkan besaran investasi dan biaya operasional selama jangka waktu keseluruhan sehingga proyek ini dapat dijalankan dengan selamat, fektif dan efisien,” ungkap Krisna.

“Didorong semangat Go Collaborative, PEP Tarakan Field menjadi pelopor kontrak Farm-In dengan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) dimana PEP Tarakan Field sebagai PSC Cost Recovery dengan PHKT sebagai PSC Gross Split dalam proyek ini,” pungkasnya.

Proyek ini merupakan salah satu upaya Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan Zona 10 dalam mempertahankan produksi migas untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. PEP Tarakan Field berkomitmen untuk terus memelihara tingkat produksi yang selama ini sudah dicapai dengan keunggulan operasi, yakni di angka produksi sebesar 2.000 BOPD.

Copyright PT Pertamina Hulu Indonesia 2024. All Rights Reserved.