30
May
Balikpapan – PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) terus menjalankan program perlindungan keanekaragaman hayati (kehati) di wilayah operasi migas Perusahaan, yaitu Daerah Operasi Bagian Utara (DOBU) dan Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) dalam upaya pelestarian lingkungan sesuai penerapan prinsip Environment, Social & Governance (ESG).
Program kehati DOBU mencakup area konservasi seluas 430,45 Ha di Terminal Santan dan area Mangrove Pantai Kersik dengan program unggulan Pelestarian Aneka Hewan Endemik (PAHE), Konservasi Lutung Kelabu dan Konservasi Mangrove Pantai Kersik. Sementara, Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) memiliki program kehati yang mencakup area konservasi seluas 195,02 Ha di Terminal Lawe-Lawe, Mangrove Kampung Baru, dan Hutan Kota Balikpapan dengan tiga program unggulan, yaitu: Perlindungan Aneka Tumbuhan dan Hewan (PATUH), Rawat Tumbuh dan Hijaukan Bumi (RATU BERSEMI) dan Desain Rumah Hewan dan Tumbuhan (DERANA).
General Manager Zona 10, Djudjuwanto mengungkapkan bahwa upaya untuk melestarikan lingkungan merupakan tugas dan tanggung jawab semua pemangku kepentingan.Oleh karena itu, Perusahaan melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat sekitar dalam program kehati yang dijalankan.
"Kami berkomitmen untuk menerapkan prinsip ESG dalam setiap kegiatan operasi dan bisnis migas perusahaan sehingga mampu menghasilkan energi yang berkelanjutan bagi Indonesia. Kami berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan untuk melindungi keselamatan dan keamanan manusia, aset-aset perusahaan yang merupakan objek vital nasional, serta kelestarian lingkungan,” jelas Djujuwanto.
“Tahun 2021 lalu, kami berhasil memperoleh penghargaan PROPER Emas dan Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), atas kinerja perusahaan yang baik dalam pengelolaan lingkungan dan pengembangan masyarakat," tambahnya.
Tipe ekosistem konservasi kehati di DOBU merupakan kombinasi tipe hutan kerangas dan tipe hutan dataran rendah yang berada di wilayah pesisir dengan tambahan area mangrove di Kanal Utara dan Selatan. Wilayah tersebut menjadi rumah bagi beberapa jenis flora & fauna khas hutan kerangas seperti Kantung Semar (Nepenthaceae) dan beberapa jenis-jenis burung seperti jenis Remetuk Laut (Gerygone sulphurea), Cekakak Sungai (Todirhamphus chloris) dan Cangak Abu (Ardea cinerea). Untuk area mangrove yang berada di area Kanal Utara dan Selatan Terminal Santan adalah jenis Bakau (Rhizopora mucronata).
Serupa dengan DOBU, tipe ekosistem di wilayah konservasi kehati DOBS Terminal Lawe-Lawe bercampur antara tipe hutan kerangas dan hutan dataran rendah yang berada pada area pesisir. Dilihat dari tutupan lahan, lebih dari 50% dari area Terminal Lawe-Lawe berupa hutan sekunder muda yang potensial sebagai habitat satwa liar.
HSSE Manager PHKT, Sidik Mastrilianto menjelaskan bahwa kegiatan pemantauan keanekaragaman hayati dilakukan setiap satu tahun sekali guna mengetahui status kenakeragaman hayati pada area konservasi yang telah ditetapkan, sehingga informasi tersebut dapat menggambarkan bagaimana kondisi jenis flora dan fauna serta ekosistemnya.
“Dengan terus memperkaya area pengamatan, hasil pemantauan menunjukkan komposisi jenis vegetasi yang ditemukan cenderung meningkat. Begitu pula dengan indeks keanekaragaman vegetasi mengalami peningkatan selama dua tahun terakhir baik dari tingkatan hidup semai, pancang dan pohon,” jelas Sidik.
Beberapa jenis flora dilindungi yang tercatat di seluruh wilayah yang melakukan program konservasi kehati sejak tahun 2017 hingga 2021 antara lain: gaharu (Aquilaria malaccensis), meranti merah (Shorea balangeran), lai (Durio kutejensis) dan simpur (Dillenia borneensis). Sedangkan untuk fauna yang dilindungi diantaranya : jalak kebo (Acridotheres javanicus), lutung kelabu (Trachypithecus cristatus) gelatik jawa (Lonchura oryzivora), dan rusa sambar (Cervus unicolor).
“Status keanekaragaman jenis fauna dilihat dari pengamatan burung, kegiatan herpetofauna (binatang melata), pengamatan mamalia, dan pengumpulan dari berbagai sumber lain juga menunjukkan adanya peningkatan. Ini merupakan informasi yang menggembirakan bagi keberlanjutan program kehati yang dijalankan oleh PHKT,” tandasnya.
PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG di Wilayah Kerja East Kalimantan & Attaka di Kalimantan Timur. PHKT bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs). PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com
18
Nov
18
Nov
15
Nov
15
Nov
11
Nov
05
Nov