27
Nov
Yogyakarta - PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Workshop Safety Gudang dan Bahan Peledak Semester II Tahun 2025 yang digelar pada 11–12 November 2025 di Yogyakarta. Acara tersebut merupakan agenda kegiatan Forum Komunikasi Eksplosif (Forkomex) Kalimantan–Sulawesi pada tahun ini. Workshop ini menjadi ajang penting untuk memperkuat sinergi, meningkatkan kompetensi, dan memperbarui tata kelola keselamatan bahan peledak yang berperan penting di kegiatan industri hulu migas.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Kalimantan & Sulawesi (SKK Migas Kalsul), Azhari Idris, menekankan adanya optimisme terhadap masa depan produksi migas nasional, khususnya dari wilayah Kalimantan dan Sulawesi. “Tahun 2026 diproyeksikan menjadi momentum besar bagi wilayah Kalimantan dan Sulawesi, yang diprediksi akan menjadi pusat produksi migas nomor satu di Indonesia. Dua cadangan migas baru yang telah ditemukan akan memainkan peran strategis bagi ketahanan energi nasional,” tutur Azhari.
Ia juga menegaskan, Forkomex diharapkan menjadi wadah kolaborasi teknis yang solid dan mampu mendukung seluruh proses operasional migas, serta memastikan tata kelola bahan peledak berjalan aman dan profesional.
Workshop dibuka dengan pengukuhan Pengurus Forkomex periode 2025–2028. Pengurus baru membawa visi “Mewujudkan forum profesional yang menjamin operasi migas berjalan aman, patuh regulasi, dan mendukung pencapaian produksi nasional.” Visi tersebut diharapkan dapat menguatkan koordinasi lintas lembaga dalam mengawal keselamatan operasi bahan peledak yang menjadi bagian krusial dalam kegiatan pengeboran migas. Momentum ini menandai arah baru forum untuk mewujudkan ekosistem kerja migas yang lebih aman, terstandar, dan profesional.
Senior Manager Relations PHI, Handri Ramdhani, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga wadah membangun standar keselamatan dan sinergi lintas lembaga dalam mengelola operasional bahan peledak yang menjadi bagian krusial dalam aktivitas hulu migas. “Kami meyakini bahwa peningkatan kompetensi, pemahaman regulasi, serta pemanfaatan teknologi terbaru yang dibahas dalam forum ini akan memberikan dampak langsung terhadap terciptanya operasi yang lebih selamat, aman, efisien, dan patuh terhadap ketentuan yang berlaku,” ujar Handri. Ia menambahkan, sebagai industri yang memiliki tingkat risiko yang tinggi, kolaborasi seperti ini adalah fondasi penting untuk memastikan seluruh rantai operasi berjalan dengan integritas dan kualitas terbaik.
Selama dua hari pelaksanaan, para peserta workshop memperoleh pemaparan komprehensif yang mencakup pembaruan regulasi hingga aspek teknis pemusnahan bahan peledak. Mewakili SKK Migas Pusat, M. Erwin Kurniawan hadir sebagai narasumber, bersama Muti S. Desrini yang turut memberikan perspektif dan uraian yang mendalam mengenai tata cara pemusnahan Barang Milik Negara (BMN)/Non-Asset, pengelolaan fasilitas pergudangan, serta penguatan kepatuhan terhadap ketentuan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dan Pedoman Tata Kerja (PTK) terbaru. Rangkaian materi ini menjadi landasan strategis bagi personel eksplosif dalam memastikan pelaksanaan operasi yang aman, tertib, dan sesuai regulasi.
Selain pembaruan regulasi, berbagai perusahaan service turut mempresentasikan teknologi terkini yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan operasi migas. Mulai dari reactive liner, non-explosive cutter, addressable system, hingga combo unit buatan anak bangsa. Teknologi tersebut membuka peluang baru bagi transformasi digital dan modernisasi sistem pengelolaan bahan peledak. Inovasi ini menjadi langkah maju dalam mendukung operasi lapangan agar lebih presisi, terkontrol, dan minim risiko.
Komitmen Forkomex untuk periode 2025–2028 pun kembali ditegaskan, meliputi pencapaian Zero Incident, peningkatan kapasitas personel, efisiensi operasi tanpa hambatan regulasi, serta percepatan transformasi digital dalam tata kelola bahan peledak. Seluruh tujuan ini dirancang untuk memastikan operasi migas dapat berkontribusi optimal terhadap target produksi nasional.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) di Zona 8 yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama bagi pemerintah Indonesia yang diwakili oleh SKK Migas, PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi untuk menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan demi mendukung keberlanjutan produksi migas nasional dan mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. Informasi lebih lanjut tentang PHM dan PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.
