01
Oct
Kalimantan Utara – Manajemen PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melakukan kunjungan ke lokasi pelaksanaan program tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nunukan, Kalimantan Utara pada 15 September 2025. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi rutin untuk memastikan keberhasilan pelaksanaan, keberlanjutan, hasil, serta dampak positif program-program CSR Perusahaan bagi masyarakat penerima manfaat.
Kegiatan kunjungan ini dipimpin langsung oleh Sr. Manager Relations PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Handri Ramdhani dan melibatkan jajaran manajemen Fungsi Communication Relations & CID (CRC) dari kantor pusat PHI di Jakarta, Head CRC Zona 8, Zona 9, dan Zona 10 serta para penanggung jawab program CSR Perusahaan dari ketiga zona tersebut. Dalam kunjungan kali ini, manajemen PHI berkesempatan untuk melakukan dialog dengan penerima manfaat dan pejabat Lapas Nunukan terkait kegitan pengembangan Program Aliansi Kerja Bebas Sampah (Akar Basah) dan Program Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Batik (Kubedistik) yang dijalankan di fasilitas Lapas tersebut.
Handri menjelaskan bahwa kunjungan ke Lapas ini menjadi wadah bagi manajemen Perusahaan untuk memastikan kegiatan CSR telah dilaksanakan sesuai rencana, mengidentifikasi masalah atau tantangan yang dihadapi program, menilai kinerja program dan kegiatan pendampingan serta memperoleh feedback dan masukan sebagai dasar pengambilan keputusan yang akurat untuk perbaikan di masa depan, sehingga program lebih efektif, efisien, dan berdayaguna. “Kunjungan ini merupakan bentuk komitmen kami untuk memastikan operasi dan bisnis hulu migas Perusahaan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemandirian masyarakat, serta kelestarian lingkungan, melalui program CSR sejalan dengan upaya pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs),” jelasnya.
Menurut Handri, Perusahaan akan terus menjalankan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) dan Environment, Social, Governance (ESG).
Di Lapas Nunukan ini, PHI melalui PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field bekerja sama dengan pengelola Lapas untuk mengembangkan atau mereplikasi Program Kubedistik untuk membangun keterampilan membatik bagi warga binaan sehingga mereka dapat lebih siap untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik setelah bebas. Ketika kunjungan berlangsung, tim manajemen PHI berkesempatan untuk melihat produk batik yang telah dibuat, baik sebagai kain batik, baju batik, maupun hiasan/lukisan dinding berbahan dasar batik, serta berdiskusi dengan salah satu warga binaan yang terlibat di kegiatan membuat produk batik ini. Pada kunjungan ini, tim manajemen PHI berkunjung ke lokasi dan bertemu dengan local hero Program Kubedistik di Kota Tarakan pada Jumat (19/9/2025).
Saat berdiskusi dengan Kepala Lapas dan jajaran, Manager Communication Relations & CID PHI, Dony Indrawan menyampaikan apresiasi atas dukungan dan kerja sama yang diberikan oleh Lapas Nunukan terhadap program CSR yang melibatkan warga binaan. ”Kami akan terus melihat peluang untuk mengembangkan program CSR yang mendukung peningkatan kapasitas warga binaan untuk mandiri setelah keluar dari lapas,” jelas Dony.
Selain Program Kubedistik, PEP Tarakan Field mengembangkan Program Akar Basah di Lapas Nunukan ini berupa pemilahan dan pengelolaan sampah, hingga daur ulang sampah plastik menjadi produk yang lebih bermanfaat, seperti paving block yang saat ini sudah dipergunakan di sekitar halaman lapas. Program Akar Basah sendiri pada awalnya merupakan program CSR di bidang lingkungan yang diinisiasi sebagai respon atas polusi botol plastik yang sangat mengkhawatirkan di wilayah Nunukan yang merupakan salah satu sentra pertanian rumput laut. Botol-botol plastik ini kemudian diubah menjadi media tanam rumput laut yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan sehingga mengurangi kebutuhan atas botol plastik untuk media tanam rumput laut tersebut. “Inovasi dan inisiiatif di Program Akar Basah ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi serta mengurangi timbulan sampah plastik di wilayah ini,” imbuhnya.
Menurut Dony, sejalan dengan kebijakan keberlanjutan PHE dan PT Pertamina (Persero), PHI berkomitmen untuk menjalankan operasi hulu migas rendah karbon guna mendukung pencapaian net zero emission Indonesia di tahun 2060 atau lebih cepat. ”Di Program Akar Basah dan Kubedistik, kami mendorong upaya pengurangan emisi karbon dan pengolahan sampah, serta pengembangan kapasitas masyarakat untuk dapat memanfaatkan potensi lokal, termasuk sampah botol plastik, dan motif batik khas Kalimantan, untuk meningkatkan produktivitas dan kondisi ekonomi mereka. Hal ini akan menjamin keberlanjutan dan dampak program,” pungkasnya.
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas di Regional 3 Kalimantan yang meliputi Zona 8, Zona 9 dan Zona 10 sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Pada 2024, PHI mencatatkan produksi minyak dan gas bumi sebesar 58,4 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan 621,2 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Dalam mencapai visinya menjadi perusahaan migas kelas dunia, PHI bersama anak perusahaan dan afiliasinya bekerja sama dengan SKK Migas menjalankan operasi hulu migas yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan produksi migas nasional dan mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.