22
Sep
Jakarta - PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), yang merupakan Subholding Upstream Regional Kalimantan, mengadakan seminar nasional secara virtual tentang strategi dan upaya industri hulu migas dalam membangun kemandirian masyarakat dan lingkungan di sekitar wilayah operasi, dalam upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan, Rabu (22/9/2021).
Seminar ini menghadirkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Dr Ir. Siti Nurbaya Bakar, M. Sc. sebagai keynote speaker dan para pembicara utama adalah: Ketua Dewan PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan) Prof. Sudharto P. Hadi, MES, Ph.D. ; Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia, Chalid Said Salim; Kepala Perwakilan SKK Migas Kalimantan Sulawesi Azhari Idris; General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Agus Amperianto; dan General Manager PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Raam Krisna.
Chalid Said Salim mengatakan, PHI memainkan peranan penting dalam menghasilkan minyak bumi dan gas alam dari Wilayah Kalimantan yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia. Tahun 2020 saja, PHI memproduksi rata-rata sekitar 51,7 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan 727,5 juta meter standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) yang setara dengan sekitar 13% dan 28% produksi.
Selain memproduksi migas bagi negara, lanjut Chalid, PHI juga konsisten melaksanakan berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai wujud komitmen Perusahaan terhadap pembangungan yang berkelanjutan.
Berbagai program TJSL ini harus memberikan manfaat secara ekonomi, sosial, lingkungan, dan hukum serta tata kelola dengan prinsip yang lebih terintegrasi, terarah, terukur dampaknya, dapat dipertanggungjawabkan, dan merupakan bagian dari pendekatan bisnis Perusahaan dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). "Program TJLS PHI terdiri dari 5 pilar yang merupakan satu kesatuan dan berkesinambungan, yakni: Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi dan Infrastruktur, Lingkungan, dan Tanggap Bencana," kata Chalid.
Chalid menunjukkan berbagai capaian dan penghargaan oleh PHI dan unit-unit usahanya pada 2020 dan 2021 karena program-program unggulan selama ini. Misalnya, tahun 2020 PHI meraih 5 penghargaan Indonesia CSR Award 2020. Di tahun 2021, PHI mendapatkan penghargaan Nusantara CSR Award atau NCSRA 2021 yang diselenggarakan oleh The La Tofi School of CSR pada 15 September 2021 lalu. PHI meraih 7 penghargaan pada ajang tersebut melalui Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Pertamina EP Tarakan Field, dan Pertamina EP Bunyu Field. Penghargaan terkini adalah Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2021 yang diberikan pada 19 September 2021 kepada PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS). ISDA 2021 merupakan ajang tahunan oleh Corporate Forum for Community Development bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sebagai lead sector dalam SDGs di Indonesia.
Dalam bidang lingkungan, pada tahun 2020 PHI mendapatkan penghargaan Proper Hijau untuk 10 lapangan migas yang dikelola perusahaan. Tahun ini PHI menargetkan pencapaian 14 Proper Beyond Compliance dan 2 Proper Biru. Chalid menilai berbagai penghargaan tersebut sebagai bentuk perwujudan komitmen PHI dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup tanpa meninggalkan kepatuhan terhadap seluruh peraturan, standar, dan ketentuan stakeholder yang berlaku.
"Pencapaian ini menunjukkan bahwa PHI mengimplementasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan mengupayakan keseimbangan antara aspek manusia (people), lingkungan (environment), dan ekonomi," kata Chalid.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan SKK Migas Kalimantan Sulawesi Azhari Idris mengungkapkan dukungan terhadap pelaku industri hulu migas dalam hal pengembangan masyarakat sekitar dan terus meningkatkan peran aktif masyarakat setempat melalui potensi lokal serta mengimplementasikan inovasi-inovasi program.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menjelaskan, tanggungjawab sosial adalah salah satu bentuk timbal balik perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Maka diharapkan agar tercapai ultimate goal, yaitu kemandirian masyarakat dari permasalahan yang dihadapi serta mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat melalui inovasi sosial. Diperkirakan untuk sepuluh tahun ke depan merupakan periode terpenting dalam hal mencegah bencana perubahan iklim dan perlindungan keanekaragaman hayati.
Lebih lanjut Menteri Siti memberikan apresiasi kepada Pertamina sebagai salah satu perusahaan yang loyal dalam menjadi partner terhadap program PROPER dan terus memberikan perbaikan dari kriteria program yang dikembangkan, serta telah berkontribusi melalui program-program CSR yang signifikan di Indonesia. Beliau juga menjelaskan mengenai pentingnya program CSR dalam menjaga keberlangsungan bisnis. ”Selain tentunya juga memberi kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan yang memiliki elemen pertumbuhan keadilan ekonomi, pembangunan sosial, konservasi sumber daya alam, perlindungan lingkungan tata kelola pemerintahan yang baik,” katanya dalam sambutannya.
Sementara itu, Ketua Dewan PROPER Sudharto P. Hadi menambahkan, PROPER bukan tujuan, melainkan wahana untuk mewujudkan keberlanjutan usaha. ”Bagaimana menyinergikan triple bottom line, bukan hanya mengejar profit, tapi juga peduli terhadap masyarakat sekitar, dan planet atau lingkungan di mana kita melakukan kegiatan,” katanya.
Perusahaan diharapkan mengelola lingkungan karena kebutuhan, dan bukan karena takut terhadap sanksi. ”Namun membangun sistem, mengintegrasikan triple bottom line dalam kebijakan strategi dan operasi bisnis, dan terinternalisasi pada perlaku seluruh anggota entitas bisnis pre emptive,” kata Sudharto.
26
Nov
22
Nov
22
Nov
21
Nov
21
Nov
21
Nov