×
Media & Informasi

13

Dec

Kampung Kopi Luwak

PHKT Dukung Pengembangan Kopi Luwak Kapak Prabu Menuju Proper Emas

KUTAI KARTANEGARA - PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), yang merupakan bagian dari Zona 10 Pertamina Subholding Upstream Regional 3 Kalimantan, mengembangkan kopi liberika di Desa Prangat Baru, Kecamatan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Melalui Program Kampung Kopi Luwak Desa Prangat Baru (Kapak Prabu), program pengembangan kopi liberika ini berhasil menjadi salah satu kandidat PROPER Emas. PROPER merupakan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sebelum menjadi petani kopi, kegiatan petani di Desa Prangat Baru adalah berkebun karet. Namun, karena kondisi tanaman karet yang tua, tidak ada peremajaan, dan harga karet yang menurun, akhirnya petani beralih menanam kopi. Namun kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang pertanian kopi di awal penanaman membuat petani tidak langsung dapat menikmati hasilnya, seperti: tata cara penanaman yang benar, kondisi lahan yang kurang subur, dan harga kopi yang anjlok, hingga pada akhirnya mereka tergantung pada tengkulak.

PHKT datang menawarkan pendampingan dan bimbingan dalam usaha kopi melalui program Kampung Kopi. Sejumlah pelatihan dilakukan, mulai dari tata cara pembibitan, menjaga agar kopi berbuah dengan baik, cara panen yang benar, tata cara pengolahan dan penyajian kopi, hingga membuat kemasan yang menarik. Kini petani dapat mengelola kebun kopi dengan baik. Khusus untuk menjaga kualitas tanah yang baik, kelompok tani belajar bagaimana menjaga dan menambah kesuburan tanah kebun dengan kompos, yang dibantu oleh Santan Terminal PHKT. Melalui kegiatan Corporate Social Innovation (CSI) Biogreening, Santan Terminal telah mampu mengolah limbah organik dari mitra perusahaan katering menjadi pupuk kompos Santan Terminal.

Ketua Kelompok Tani Kopi, Rindoni, S.Pd., menyatakan bawah sekarang mereka sadar bahwa kopi juga bisa memberi pendapatan yang cukup besar jika mampu mengelola kebun kopi dari hulu sampai hilir. “Kami yakin kampung kopi mampu menjadi produsen kopi yang khas Kalimantan, apabila kopi ini di kelola dengan cara yang baik dan benar akan mendatangkan kesehahteraan bagi para petani,”kata Rindoni.

Kepala Desa Prangat Baru, Fitriati, A,Md.Keb., menjelaskan bahwa kopi yang ditanam oleh Kelompok Kampung Kopi adalah kopi liberika, yaitu jenis yang jarang dibudidayakan di Indonesia. “Jika kualitasnya bisa dijaga dengan pengemasan yang baik, maka akan mempunyai potensi besar dalam meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan petani, hingga dapat menjual kopi Kapak Prabu ke luar daerah,” ungkap Fitriati.

Pada tahun 2021 PHKT telah menfasiliasi kelompok ini dengan kegiatan studi banding pengelolaan eduwisata kopi di Malabar Mountain Coffee, Kecamatan Pangalengan, Jawa barat. Kelompok kemudian menyusun rencana kegiatan tindak lanjut kegiatan studi banding yaitu pembangunan Fasilitas Pembibitan (Nursery), penjemuran biji kopi luwak, pengadaaan peralatan pengolahan biji kopi liberika, serta pengemasan dan pemasaran biji kopi liberika.

Kelompok Kampung Kopi dengan tekun terus meningkatkan produksi, serta mutu dan kualitas  biji kopi hingga banyak tamu berkunjung, mulai dari pihak swasta, pelajar, dan stakeholder lain. Oleh karenanya PHKT terus mendorong kepada kelompok untuk bisa melakukan replikasi penanaman bibit kopi liberika. Pada tahun 2021 tercatat telah dilakukan penanaman 4.070 bibit kopi liberika tambahan di 4 ha luas lahan oleh 15 anggota kelompok. Sehingga program Kapak Prabu tidak hanya mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi, namun juga mampu memberikan kontribusi serapan karbon 125 ton C02 dan pelepasan 80 ton gas 02.

Superintendent Santan Terminal, Binto Iskandar Tobing, berharap melalui kegiatan pemberdayaan kelompok tani kampung kopi luwak dapat memberikan manfaat untuk masyarakat, “Kami berharap Kapak Prabu dapat menjadi ikon eduwisata kopi luwak liberika yang dapat memberikan dampak positif secara sosial, ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan dan lebih luas lagi,” kata Binto.

Kegiatan ini pun selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang juga di canangkan oleh PT Pertamina (Persero) yaitu tujuan 8: pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi; tujuan 12: menjamin pola produksi dan konsumsi yang bertanggungjawab; dan tujuan 15: menjaga ekosistem darat.

Copyright PT Pertamina Hulu Indonesia 2024. All Rights Reserved.