×
Media & Informasi

30

Nov

Pertamina Hulu Mahakam Mulai Proses Fabrikasi Proyek Bekapai Phase 3 Dengan Seremoni Pemotongan Baja Pertama

Pertamina Hulu Mahakam Mulai Proses Fabrikasi Proyek Bekapai Phase 3 Dengan Seremoni Pemotongan Baja Pertama

Kutai Kartanegara - PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) selaku operator di Wilayah Kerja (WK) Mahakam dengan dukungan SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) selaku induk usaha, melakukan seremoni pemotongan baja pertama (first cut of steel) Bekapai Phase 3 (BKPP3), di Kelurahan Teluk Pamedas Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kertanegara, Selasa, 23 November 2021.

Seremoni first cut of steel ini diawali dengan serah terima lighter dari General Manager PHM, Agus Amperianto, kepada Direktur Utama PT Arung, Hartowo, yang kemudian dilanjutkan dengan menyalakan cutting torch sebagai tanda dimulainya proses fabrikasi dari proyek BKPP3. Proyek BKPP3 ini merupakan bagian dari Operasi Pengembangan Lapangan-Lapangan (OPLL-1) yang bertujuan untuk mempersiapkan dan mengintegrasikan fasilitas produksi baru untuk 5 sumur di 2 anjungan eksisting lepas pantai Bekapai, yaitu Manifold Wellhead Platform BH (MWP-BH) dan Manifold Wellhead Platform BE (MWP-BE) beserta fasilitas terkait lainnya.

Hadir dalam acara tersebut antara lain wakil Bupati Kutai Kartanegara, H. Rendi Solihin; Muspika Samboja; Spesialis Operasi SKK Migas, Elfan Yusridha; Vice President Production & Project PT Pertamina Hulu Energi, Wisnu Hindadari; Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Chalid Said Salim; General Manager PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), Agus Amperianto; dan Direktur Utama PT Asta Rekayasa Unggul (PT Arung), Hartowo. Kegiatan dilakukan secara tatap muka dengan pemberlakukan protokol kesehatan yang ketat.

 

Dalam sambutannya, General Manager PHM Agus Amperianto mengatakan bahwa seremoni pemotongan baja proyek BKPP3 hari ini menandakan dimulainya proses fabrikasi dari proyek BKPP3 dimana modifikasi dan konstruksi proyek ini dilakukan oleh PT Arung yang memiliki lokasi fabrication yard di Kabupaten Kutai Kartanegara. “Pelaksanaan pekerjaan modifikasi kedua platform akan dimulai pada bulan April 2022. Sementara pelaksanaan pekerjaan modifikasi kedua platform ini akan dilakukan di tempat lokasi kerja (in-situ) selama masa pekerjaan lepas pantai yang rencananya akan dimulai pada April 2022. Diharapkan dengan proyek BKPP3 ini akan meningkatkan jumlah produksi (incremental production) lapangan Bekapai sebesar 22,14 Miliar Kaki Kubik gas dan 2,85 Juta Barel minyak dan kondensat,” tambah Agus.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PHI Chalid Said Salim menyatakan bahwa PHI terus berinvenstasi dalam pengeboran eksplorasi dan eksploitasi untuk menambah cadangan dan memaksimalkan produksi dari lapangan-lapangan migas baik onshore maupun offshore. “Proyek BKPP3 secara keseluruhan ditargetkan akan diselesaikan dalam 18 bulan sejak tanggal efektif kontrak pada 15 Juli 2021,” imbuh beliau. Chalid juga mengingatkan agar project ini dapat diselesaikan tepat waktu dan tetap memperhatikan aspek keselamatan sebagai prioritas utama dan berharap komunikasi dan kerjasama yang telah terjalin selama ini khususnya dengan Pemerintah Kutai Kartanegara dapat terus berjalan dengan baik dan bahkan dapat ditingkatkan.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Wisnu Hindadari, Vice President Production & Project PT Pertamina Hulu Energi. Wisnu mengatakan bahwa selain project ini diharapkan selesai tepat waktu namun juga dapat menghasilkan produk dengan kualitas baik dan tetap zero accident. “Kemitraan Pertamina dalam melaksanakan proyek ini dengan kontraktor lokal yang berada di Kabupaten Kutai Kartenegara merupakan bukti nyata komitmen Pertamina untuk memberdayakan kontraktor lokal dalam operasi migas Perusahaan yang diharapkan mampu meningkatkan tingkat ekonomi masyarakat lokal,” uajr Wisnu.

Elfan Yusridha, Spesialis Operasi SKK Migas mengatakan proyek BKPP3 ini merupakan project awal fabrikasi dan menjadi sangat penting sebagai salah satu roadmap menuju target produksi dan lifting minyak dan gas bumi nasional di tahun 2030 sebesar 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari. Elfan juga menyampaikan bahwa dalam melaksanakan project ini, SKK Migas berharap agar PHM dapat selalu menggunakan barang-barang produksi lokal dalam negeri. Hal ini sebagai upaya dalam memajukan dan mendorong usaha lokal agar dapat berpartisipasi di industri hulu migas yang sarat dengan teknologi tinggi. Elfan juga mengapresiasi PHM dan PT Arung bahwa ditengah pandemi COVID-19 tetap melaksanakan project sesuai linimasa yang telah ditetapkan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

 

Dalam acara juga dilakukan serah terima bantuan kepada 2 (dua) panti asuhan yang berada di sekitar wilayah operasi kerja PHM yaitu Panti Asuhan Nurul Islam dan Panti Asuhan Hidayatul Hayat. Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur dan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Bantuan diberikan secara simbolis oleh Chalid Said Salim selaku Direktur Utama PHI dan Hartowo selaku Direktur Utama PT Arung kepada 4 anak yatim perwakilan dari masing-masing panti asuhan.

 

PHI melalui anak perusahaan di daerah operasinya tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan energi nasional melalui inovasi dan optimasi. Untuk itulah, pengembangan inovasi merupakan hal mutlak agar target produksi tercapai dengan biaya yang tetap ekonomis. Seremoni first cut of steel ini adalah titik awal dalam proyek pengembangan Bekapai 3, dimana diharapkan dapat menjadi satu solusi dalam meningkatkan cadangan minyak dan gas khususnya dari Lapangan Bekapai, sehingga mendukung kelangsungan operasi migas di WK Mahakam bagi pemenuhan energi nasional. Saat ini produksi PHM berhasil melampaui target lifting minyak dengan realisasi sebesar 25 ribu barrel minyak per hari atau 109% dan target lifting gas dengan realisasi sebesar 489 MMSCFD atau 108%.

 

 

Copyright PT Pertamina Hulu Indonesia 2024. All Rights Reserved.