×
Media & Informasi

19

Aug

Manfaatkan Sampah Organik sebagai Sumber Energi Alternatif, Program CSR PT Pertamina Hulu Mahakam Dikunjungi Wartawan Nasional dan KOL

Manfaatkan Sampah Organik sebagai Sumber Energi Alternatif, Program CSR PT Pertamina Hulu Mahakam Dikunjungi Wartawan Nasional dan KOL

Balikpapan – Salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), yakni PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menerima kunjungan sejumlah wartawan nasional dan Key Opinion Leader (KOL) ke lokasi program CSR Waste to Energy for Community, atau disingkat Wasteco, yang berlokasi di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, Balikpapan. Program Wasteco ini memanfaatkan gas metana yang berasal dari pengelolaan sampah organik di TPAS Manggar sebagai sumber energi alternatif untuk mendukung kebutuhan energi rumah tangga dan UMKM masyarakat.

Pengelolaan sampah dan pemanfaatan gas metana seperti pada Program Wasteco ini memiliki potensi besar untuk dapat menyelesaikan permasalahan sampah di berbagai kota di Indonesia. Pada tahun 2024, Wasteco menjadi salah satu program yang diundang hadir pada konferensi United Nations Global Compact (UNGC) di New York. Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup (LH) RI, Hanif Faisol Nurofiq juga pernah berkunjung ke Program Wasteco pada 13 April lalu.

Manager Communication, Relations & CID PHI, Dony Indrawan, menyebut Program Wasteco sebagai pelopor pengelolaan gas metana dari sampah organik sehingga menghasilkan sumber energi baru terbarukan (EBT). “Di PHI, kami percaya bahwa hubungan yang harmonis dengan masyarakat dan lingkungan di sekitar wilayah operasi di Kalimantan akan mendukung keberlanjutan operasi dan bisnis Perusahaan dalam menghasilkan energi bagi Indonesia.

Menurutnya, selaras dengan kebijakan keberlanjutan PHE dan PT Pertamina (Pesero), PHI berkomitmen untuk menjalankan program dan inisiatif penurunan emisi, efisiensi energi, pengelolaan limbah, konservasi flora dan fauna, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam kegiatan operasi hulu migas Perusahaan. “Program Wasteco ini merupakan langkah kita dalam melestarikan lingkungan melalui pengolahan sampah dan menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan bagi pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.

Program Wasteco berhasil mengelola sampah organik dan gas metana yang dihasilkan sehingga turut berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 100.651,70 ton CO₂eq per tahun. Kontribusi ini selaras dengan upaya pemerintah dalam mengurangi jumlah karbon di atmosfer, sekaligus mengurangi kerentanan terjadinya bencana alam, kerusakan lingkungan, hingga mencegah dampak pemanasan global. “Program ini memberikan dampak nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Keberlanjutannya butuh dukungan semua pihak,” ujarnya.

Di Program Wasteco, PHM mengadopsi enam teknologi eksplorasi migas untuk mengolah gas metana. Program ini telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Paten dari Kementerian Hukum & HAM RI.

Volume sampah di Kota Balikpapan mencapai sekitar 385 ton per hari dengan potensi produksi gas metana di TPAS Manggar sebesar 1.5 juta meter kubik per tahun. Dari potensi tersebut, saat ini yang sudah dimanfaatkan sebesar 820.800 meter kubik per tahun yang dinikmati oleh 380 rumah tangga atau 1.520 jiwa. Selain itu, keberadaan Wasteco turut menggerakkan perekonomian sekitar yang ditandai dengan lahirnya 29 UMKM baru dan kelompok bank sampah yang melibatkan 113 warga dari tiga RT sekitar.

Selain itu, program ini juga berhasil menekan biaya memasak rumah tangga hingga Rp456 juta per tahun, dengan mengurangi total penggunaan elpiji 3 kg sebanyak 16.800 tabung per tahun. Keberhasilan Wasteco ini telah direplikasi di Bontang dan Bali, dan menjadi rujukan inovasi bagi banyak pihak dari dalam maupun luar negeri.

Kunjungan wartawan nasional dan KOL juga disambut oleh perwakilan manajemen PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE), dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI). Senior Manager External Communication & Stakeholder Relations PHE, Fitri Erika, menegaskan bahwa kesadaran dan kepedulian lingkungan menjadi kunci terciptanya inovasi seperti Wasteco. “Dari sisi teknis, pengolahan sampah menjadi gas metana adalah langkah maju dalam menghadapi persoalan sampah,” tuturnya.

Program Wasteco mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain Tujuan 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) di Zona 8 yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama bagi pemerintah Indonesia yang diwakili oleh SKK Migas, PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur, dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHM dan PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.

 

 

Copyright PT Pertamina Hulu Indonesia 2025. All Rights Reserved.