28
Oct
Cirebon – Program CSR PEP Bunyu Field, yaitu Program Kampung Hijau Hidroponik, meraih penghargaan Teknologi Tepat Guna (TTG) Unggulan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), dalam perhelatan nasional tahunan Gelar Teknologi Tepat Guna Nusantara (GTTGN) XXIII (19/10/2022). Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI, Bapak Dr. Drs. H. Abdul Halim Iskandar, M.Pd.
Penghargaan TTG Unggulan ini diraih dari inovasi pemanfaatan akar pakis sebagai media tanam hidroponik yang diberi nama “Good Fern”; yang merupakan pengganti rockwool, yakni media tanam hidroponik yang terbuat dari kombinasi bebatuan yang umum digunakan. Selain itu, secara aspek lingkungan tanaman pakis ini merupakan tanaman endemik yang banyak tersebar di daerah Kalimantan Utara. Berdasarkan ketersediaan bahan baku di alam, pengangkatan sumber daya alam lokal di Pulau Bunyu, akar pakis merupakan alternatif media tanam hidroponik yang tepat.
Field Manager Bunyu, Andri, mengungkapkan bahwa Perusahaan berkomitmen untuk memberikan dukungan nyata dalam pengembangan inovasi-inovasi guna mendukung tercapainya Bunyu Ketahanan Pangan Mandiri yang juga merupakan tema besar Program CSR PEP Bunyu Field.
Andri menambahkan bahwa pencapaian ini merupakan wujud kolaborasi yang baik antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. “Kami mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Muhammad Tigo Gunawan sebagai pendamping teknis Program Hidroponik yang telah meraih penghargaan Lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional 2022. Semoga penghargaan ini bisa memacu semangat mitra binaan PEP Bunyu yang lain dalam mengembangkan inovasi,” ujar Andri.
Pengembangan inovasi TTG Unggulan ini didukung oleh Program CSR Kampung Hijau Hidroponik berupa pembuatan mesin press akar pakis, melakukan uji lab di Laboratoriom Fakultas Kimia UGM dan PT SIG, Desain Pengemasan Produk, dan integrasi kerja sama dengan kelompok mitra binaan CSR PEP Bunyu Field.
Inovasi ini telah memberikan dampak sosial, ekonomi dan lingkungan pada petani hidroponik yang di Pulau Bunyu, yakni dengan adanya efisiensi dan penghematan biaya penggunaan media tanam. Dengan biaya produksi yang lebih rendah, maka petani hidroponik dapat menikmati keuntungan yang lebih besar. Jika sebelumnya petani hidroponik menggunakan rockwool dengan biaya Rp. 40.000,- per pak, maka dengan produk inovasi yang menggunakan akar pakis ini biayanya hanya Rp. 10.000,- per pak.
“Perusahaan akan terus mendukung pengembangan produk Media Tanam Akar Pakis ini dengan harapan produk ini tidak hanya digunakan di Bunyu saja, namun dapat dipasarkan ke luar wilayah.” pungkas Andri.
Mewakili Program Kampung Hijau Hidroponik, M. Tigo Gunawan menjelaskan bahwa inovasi pemanfaatan akar pakis sebagai media tanam hidroponik tidak berhenti disini saja, namun nantinya akan dikembangkan lagi dari sisi pemasaran produk. “Harapannya produk ini bisa di pasarkan di luar daerah Bunyu,” ujar Tigo.
PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional 3 yang dinakhodai oleh PHI. Dalam menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance), PEP Bunyu Field bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainability Development Goals (SDGs). PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.
18
Nov
18
Nov
15
Nov
15
Nov
11
Nov
05
Nov