23
Oct
Balikpapan – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) menerima kunjungan delegasi The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, sebuah badan milik Pemerintah Federal Jerman yang bergerak di bidang kerja sama internasional dan pembangunan berkelanjutan, ke lokasi program CSR Waste to Energy for Community, atau disingkat Wasteco, di Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar, Balikpapan, pada Jumat (17/10/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari International Capacity Development Programme (ICDP) yang diikuti lebih dari 45 peserta dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Thailand, Vietnam, Mongolia, Cile, Kolombia, dan Afrika Selatan.
Program Wasteco merupakan program tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang diinisiasi oleh PHM berupa pemanfaatan gas metana hasil pengelolaan sampah organik sebagai sumber energi alternatif berupa Energi Baru dan Terbarukan (EBT) untuk mendukung kebutuhan energi rumah tangga dan pelaku UMKM di sekitar TPAS Manggar. Inovasi pengelolaan sampah terpadu dan pemanfaatan gas metana tersebut dapat menjadi solusi berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan sampah di berbagai kota di Indonesia. Pada tahun 2024, Program Wasteco mendapatkan kehormatan untuk tampil dalam konferensi United Nations Global Compact (UNGC) di New York, AS, sebagai salah satu program percontohan pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat.
Secara terpisah, Manager Communication, Relations & CID PHI, Dony Indrawan, menyampaikan bahwa Program Wasteco merupakan pelopor pengelolaan gas metana dari sampah organik di TPAS sehingga menghasilkan sumber energi baru terbarukan (EBT). Program ini turut berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca hingga 100.651,70 ton CO₂eq per tahun. “Program Wasteco ini merupakan langkah strategis kami untuk turut mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui pengelolaan sampah dan menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sejalan dengan kebijakan keberlanjutan di lingkungan PT Pertamina (Persero),” ujar Dony.
Ia menambahkan, PHI berkomitmen untuk menjalankan program dan inisiatif penurunan emisi, efisiensi energi, pengelolaan limbah, konservasi flora dan fauna, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan dalam kegiatan operasi hulu migas. “Sejalan dengan kebijakan keberlanjutan Subholding Upstream Pertamina dan PT Pertamina (Persero), kami berkomitmen untuk menjalankan operasi hulu migas rendah karbon guna mendukung pencapaian net zero emission Indonesia di tahun 2060 atau lebih cepat,” tuturnya. Langkah Perusahaan selaras dengan upaya pemerintah dalam mengurangi jumlah karbon di atmosfer dan mengurangi kerentanan terjadinya bencana alam, kerusakan lingkungan, hingga mencegah dampak pemanasan global.
Sementara itu, Implementation Manager IKI JET, GIZ Indonesia, Ade Cahyat, mengapresiasi PHM dalam mengembangkan energi terbarukan melalui pengelolaan sampah di TPAS Manggar. “Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk mengunjungi Program Wasteco dan melihat langsung implementasi partisipasi masyarakat dalam pengembangan energi terbarukan dan diversifikasi ekonomi,” ungkapnya.
Di Program Wasteco, PHM mengadopsi enam teknologi eksplorasi hulu migas dalam pemanfaatan gas metana. Program ini telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual dan Hak Paten dari Kementerian Hukum & HAM RI. “Kami ingin memastikan bahwa program ini dapat menjadi wujud kebermanfaatan keberadaan operasi hulu migas lebih dari peran utamanya dalam menghasilkan produksi migas bagi Indonesia,” imbuh Dony.
Volume sampah di Kota Balikpapan mencapai sekitar 385 ton per hari dengan potensi produksi gas metana di TPAS Manggar sebesar 1,5 juta meter kubik per tahun. Dari potensi tersebut, saat ini yang sudah dimanfaatkan sebesar 820.800 meter kubik per tahun yang dinikmati oleh 380 rumah tangga atau 1.520 jiwa. Selain itu, keberadaan Wasteco turut menggerakkan perekonomian sekitar yang ditandai dengan lahirnya 29 UMKM baru dan kelompok bank sampah yang melibatkan 113 warga dari tiga RT sekitar.
Selain itu, menurut Dony, program ini juga berhasil menekan biaya memasak rumah tangga hingga Rp456 juta per tahun, dengan mengurangi total penggunaan elpiji 3 kg sebanyak 16.800 tabung per tahun. Keberhasilan Wasteco ini telah direplikasi di Bontang dan Bali, serta menjadi rujukan inovasi bagi banyak pihak dari dalam maupun luar negeri.
Dony menambahkan bahwa Perusahaan terus menjalankan beragam program CSR Perusahaan untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) sejalan dengan kebijakan keberlanjutan PHE dan PT Pertamina (Persero). “Program Wasteco mendukung pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain Tujuan 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), dan Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim),” pungkasnya.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) di Zona 8 yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama bagi pemerintah Indonesia yang diwakili oleh SKK Migas, PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang inovatif di bidang Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, Infrastruktur, dan Tanggap Bencana guna mendukung pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). PHI berkantor pusat di Jakarta. Informasi lebih lanjut tentang PHM dan PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.